Minggu, 29 Agustus 2010

Sceptique ... at the first...

Aku teriak bergumam ... Ya Allah .. Betapa sulitnya untuk menghilangkan amarah dan ketakutan akan menjadi dendam di hati,....
Mengapa..slalu hadir dua sisi dalam hidup,...
mengapa... tidak cuma manis ataupun bahagia...
Mengapa.. pertemuan harus diiringi perpisahan ...
mengapa ,.. harus terselip tangis untuk merasakan tawa itu begitu lepas...

Mengapa tidak semua manusia berada dititik nyamannya... ??
Mengapa kami tidak mampu saling menjaga sebagai sesama manusia...?
mengapa...beberapa hal terlihat begitu miris/....??

aku tahu.. ketika aku berucap aku kuat untuk itu.. maka aku akan berhadapan dengan ujian yang akan menguji kekuatan yang terucap...
dalam perpisahanlah.. manusia bisa menyadari dan menghargai orang-orang yang pernah hadir dalam hidupnya....
dengan tangislah.. perjuangan dan hasil ketika mendapatkan tawa tersebut terasa indah,.
jangan lihat semua dari sudut gelapnya....

ku masih di alam sadarku, ketika merasakan bahwa ku hanya lelah...
rasa penat yang menghampiri ketika ku tak sadar telah jauh berjalan ....

entah ku mengeluh tentang masalah yang mana...
entah, aku kebingungan karena merasa penat karena perjalanan yang sejauh apa...?/
mengapa aku hanya bisa mengeluhkan semuanya...
sementara banyak tawa yang Engkau hadirkan

Entah,, harusnya aku mampu menulis bait-bait syukur,, bukan hanya bisik-bisik yang tersusun rapi menjadi paragraf keluhan...

aku berada di batas kemampuanku untuk sabar, belum mampu aku setangguh itu ...
aku berada di pintu air mata yang siap membanjiri menjadi deraian air mata, mengalir di wajah lesuku... dalam termenung... masih mampu aku menahan tangis itu...


namun.. setelah sujudku.. menengadahkan tangan yang hanya mampu menutupi wajahku..
semua mengalir deras,, rasa tak sabar membuat aku lupa... aku menangisi kebodohan dalam lisan dan prasangka ...
sesungguhnya ada kekuatan dasyat saat ku berada di titik lemahku... namun... aku terlalu buta untuk menyadari itu...
tertegun di satu pintu. mengabaikan pintu-pintu lainnya yang lebih memberi warna...
padahal alam setengah sadarku berteriak histeris mengingatkan ku... "jangan lihat dari sudut gelapnya... namun pandang dari sisi indahnya"...

Saat matahari membakar helai rambutku, jantung ku berucap
"belajarlah untuk mengerti bahwa yang terjadi memang harus terjadi.... bahwa yang terjadi adalah yang terbaik meski disaji dalam kemasan yang menggelitik rasa nyeri... yang terjadi adalah proses untuk belajar dan tidak semua sesuai kemauan..
Belajarlah untuk menyingkapi semua dengan senyuman yang bijak dan berkatalah pada masalah yang mengetuk "Allah tahu bahwa aku masih kuat meski masalah ini terhempas di pundakku.. karena aku yakin DIA selalu mendengar dan mengiringi langkah kaki ku"....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar