Selasa, 31 Agustus 2010

for you, mom.....

mengingat... dalam usia belia, aku melihat dia terjaga ..
padahal ketika itu manusia lainnya tengah asyik dirayu dunia mimpinya...
dia..hanya berpikir untuk bermunajat...
menopang dagu, aku menunggu..
aku sebenarnya ingin meneruskan tidurku yang sedang bercengkrama mimpi indah ku...

aku, masih belia saat itu..
mengapa harus menunggu tiap tengah malam...
tak mampu lidah kelu ku bertanya..

aku.. sedang kembali ke memori disaat aku belia...
dia.. dalam lelap selalu terjaga hanya untuk memanjatkan doa...
sujud untuk setiap permintaan yang berputar dalam kata yang sama..
Ya Allah... dia.. senantiasa mengirimkan doanya untuk kami...
untuk putri dan putra kecilnya.. bekal kami saat dewasa..
bertahun-tahun.. hingga kini pun ketika usia ku di garis seperempat abad...
dia masih berdoa untuk kami .. anak-anaknya yang telah dewasa...

Ya Rabb... kami takkan mampu mengganti beribu kata ..
beribu harapan dan lebih dari berjuta-juta doa yang pernah dia kirimkan
kepada Engkau...
malam ini..kami hanya memohon .. beri kami waktu untuk bisa mengukir tawa...
menggambar senyuman... menyajikan menu bahagia untuk dia..
untuk mereka .,... orang tua kami...
** happy b'day mom.... 010955-010910

Minggu, 29 Agustus 2010

Sceptique ... at the first...

Aku teriak bergumam ... Ya Allah .. Betapa sulitnya untuk menghilangkan amarah dan ketakutan akan menjadi dendam di hati,....
Mengapa..slalu hadir dua sisi dalam hidup,...
mengapa... tidak cuma manis ataupun bahagia...
Mengapa.. pertemuan harus diiringi perpisahan ...
mengapa ,.. harus terselip tangis untuk merasakan tawa itu begitu lepas...

Mengapa tidak semua manusia berada dititik nyamannya... ??
Mengapa kami tidak mampu saling menjaga sebagai sesama manusia...?
mengapa...beberapa hal terlihat begitu miris/....??

aku tahu.. ketika aku berucap aku kuat untuk itu.. maka aku akan berhadapan dengan ujian yang akan menguji kekuatan yang terucap...
dalam perpisahanlah.. manusia bisa menyadari dan menghargai orang-orang yang pernah hadir dalam hidupnya....
dengan tangislah.. perjuangan dan hasil ketika mendapatkan tawa tersebut terasa indah,.
jangan lihat semua dari sudut gelapnya....

ku masih di alam sadarku, ketika merasakan bahwa ku hanya lelah...
rasa penat yang menghampiri ketika ku tak sadar telah jauh berjalan ....

entah ku mengeluh tentang masalah yang mana...
entah, aku kebingungan karena merasa penat karena perjalanan yang sejauh apa...?/
mengapa aku hanya bisa mengeluhkan semuanya...
sementara banyak tawa yang Engkau hadirkan

Entah,, harusnya aku mampu menulis bait-bait syukur,, bukan hanya bisik-bisik yang tersusun rapi menjadi paragraf keluhan...

aku berada di batas kemampuanku untuk sabar, belum mampu aku setangguh itu ...
aku berada di pintu air mata yang siap membanjiri menjadi deraian air mata, mengalir di wajah lesuku... dalam termenung... masih mampu aku menahan tangis itu...


namun.. setelah sujudku.. menengadahkan tangan yang hanya mampu menutupi wajahku..
semua mengalir deras,, rasa tak sabar membuat aku lupa... aku menangisi kebodohan dalam lisan dan prasangka ...
sesungguhnya ada kekuatan dasyat saat ku berada di titik lemahku... namun... aku terlalu buta untuk menyadari itu...
tertegun di satu pintu. mengabaikan pintu-pintu lainnya yang lebih memberi warna...
padahal alam setengah sadarku berteriak histeris mengingatkan ku... "jangan lihat dari sudut gelapnya... namun pandang dari sisi indahnya"...

Saat matahari membakar helai rambutku, jantung ku berucap
"belajarlah untuk mengerti bahwa yang terjadi memang harus terjadi.... bahwa yang terjadi adalah yang terbaik meski disaji dalam kemasan yang menggelitik rasa nyeri... yang terjadi adalah proses untuk belajar dan tidak semua sesuai kemauan..
Belajarlah untuk menyingkapi semua dengan senyuman yang bijak dan berkatalah pada masalah yang mengetuk "Allah tahu bahwa aku masih kuat meski masalah ini terhempas di pundakku.. karena aku yakin DIA selalu mendengar dan mengiringi langkah kaki ku"....

Kamis, 19 Agustus 2010

"wanita perkasa tua"

aku berusaha untuk menghapus satu tetes bongkahan es yang mencair dan mengalir di wajah nya...
dengan sepotong tenaga yang masih utuh dari jemari meski terasa berat...
karena.. waktu belum terlalu menguras energi yang ada di tubuh ini...
tidak seperti dia....

usaha ku hanya sebatas itu...
hanya mampu menghapus mata air itu,, tapi tak mampu menjangkau ke sumber air tersebut..
dia .. bukan siapa2 bagi ku...
namun,, harusnya dia adalah segalanya bagi semuanya...

dia... seorang ibu yang kutemukan terdiam ...
disudut dinding bisu dan menggigil... mencoba untuk mengkikis tanah yang telah jadi beton...
dia... seorang ibu yang "sedikit" terabaikan dengan kenikmatan...
ketika pangeran dan ratu kecilnya mulai hilang di tengah awan...
dia mencoba menengadah namun, sinar itu terlalu menyilaukan mata rentanya...
dia tertegun menunduk, berharap tangan2 kecilnya dulu akan menjemputnya,,
yang ternyata imajinasi angan2 pikiran pikunnya...

aku... hanya bisa menghapus sungai yang mengalir kering di sudut penglihatannya...
sembari duduk letih mendengar ia berkata...
"biarkan ku terdiam, jawaban itu akan datang, entah berupa tangan kecilku ...
ataupun mungkin Tangan TUHAN yang menjemput ku"...

aku... hanya bisa melakukan itu..
setengah jiwa ku yang mati... dia genggam ketika raga terbang....